Askep Erisepelas


ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ERISEPELAS
  1. PENGERTIAN.
 Erisipelas merupakan penyakit infeksi bakteri, akut dengan gejala utama eritemia berwarna merah cerah dan berbatas tegas, dapat disertai gejala konstitusi. Kelenjar getah bening superficial membesar dan nyeri.
Erisipelas adalah infeksi pada dermis dan jaringan subkutis bagian atas yang hampir selalu disebabkan oleh Streptococcus pygogenes ( = Streptococcus beta hemolyticus grup A).(Herry, 1996).
2.      ETIOLOGI.   
Factor Predisposisi Erispelas
  1. Kakhesia
  2. Diabetes Melitus
  3. Malnutrisi
  4. Diasgammaglobulinemia
  5. Alkoholisme
  6. Dan keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh terutama bila disertai hygiene yang jelek.

  1. PATOFISIOLOGI
             Inokulasi bakteri ke daerah kulit yang mengalami trauma merupakan peristiwa awal perkembangan dari erisipelas. Dengan demikian, faktor-faktor lokal, seperti insusfisiensi vena, statis ulserasi, dermatitis, gigitan serangga, dan sayatan bedah telah terlibat sebagai pintu masuknya kuman ke kulit.
Sumber bakteri di erisipalas wajah sering bersumber dari nasofaring dan riwayat faringitis streptokokus baru-baru ini telah dilaporkan dalam sampai sepertiga dari kasus.       Faktor predisposisi lainnya termasuk diabetes, penyalahgunaaan alkohol, infeksi HIV, sindrom nefrotik, kondisi penurunan sistem imun lain, dan tidak optimalnya higienis meningkatkan risiko erisipelas.
            Disfungsi limfatik subklinis adalah faktor resiko untuk erisipelas. Dalam erisipelas, infeksi dengan cepat menyerang dan menyebar melalui pembuluh limfatik. Kondisi ini akan memberikan manifestasi kerusakan kulit diatasnya dan pembengkakan kelenjar getah bening regional. Respon imunitas menjadi menurun dan memberikan optimalisasi bagi organisme untuk berkembang.
  1. MANIFESTASI KLINIS.
a)      Panas badan cukup tinggi (anak-anak dapat dengan konvulsi), sakit kepala, malaise dan muntah-muntah/mual.
b)      Lesi di kulit :
Makula eritematus yang meninggi dengan batas jelas, dapat ada vesikula di atasnya. Dirasakan panas dan nyeri.
Lokalisasi biasanya :
  1. bayi : dinding perut
  2. anak-anak :muka, kepala dan tungkai bawah.
  3. dewasa :tungkai bawah, muka, telinga.
Pada penderita yang kelainan immunologis, gejala klinisnya tidak khas missal kan kemerahan berkurang.
Awalnya ditandai dengan gejala konstitusi berupa demam, menggigil, sakit kepala, muntah, dan nyeri sendi.Lapisan kulit yang diserang adalah epidermis dan dermis. Penyakit ini didahului trauma, Karena itu tempat predileksi biasannya ditungkai bawah.
Kelainan kulit yang utama adalah eritemia yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut .Dapat disertai edema, vesikel dan bula. Jika tidak diobati akan menjalar kesekitaranya terutama piroksimal. Jika seiring residif ditempat yang sama dapat terjadi elefantiasis.

  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG.
            Pada pemeriksaan darah didapatkan leukositosis dengan pergeseran ke kiri dan kecepatan sedimentasi eritrosit yang meninggi. Pada fase konvalesen terdapat peninggian titer streptozim, titer antistreptolisin-O, atau titer DNA-ase B. Streptokok dapat diperiksa dari tengah atau permulaan lesi, jika masih jelas, atau dari aspirasi jaringan, terutama di pinggir yang menyebar. Pasa biopsi terdapat edema yang jelas di dermis dan subkutis bagian atas dengan dilatasi vaskuler dan infiltrasi netrofil ke dalam jaringan limfatik. Pada biakan darah, usapan tenggorok dan hidung dapat diisolasi Streptokok B hemolitik.
  1. DIAGNOSIS BANDING
Ø  Selulitis
Pada penyakit ini terdapat infiltrat yang difus pada subkutan dengan tanda-tanda radang akut.
Ø  Urtikaria
Pada urtikaria warna merah akan hilang dengan penekanan
Ø  Furunkulosis
Biasanya nyeri, berbentuk seprti kerucut dan berbatas tegas .
  1. KOMPLIKASI.
            Bila erisipelas telah terjadi, kekambuhan dapat mengikutinya. Tiap kekambuhan akan merusak saluran limfatik dan menimbulkan pembengkakan dan limfedem. Selanjutnya kedua hal ini mempermudah episode erisipelas berikutnya. Komplikasi erisipelas yang penting adalah Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokok. Penyebaran jauh streptokok dapat menyebabkan bursitis, endokarditis bakterial subakut, mediastinitis, dan abses retrofaring. Erisipelas yang berulang-ulang sering menimbulkan pembengkakan sisa (elefantiasis) di daerah yang terkena.

  1. PENGOBATAN.
 Erisipelas yang ringan biasanya dapat diatasi dengan Penisilin V per oral 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari, sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari, atau eritromisin. Erisipelas yang lebih luas danperah membutuhkan hospitalsasi dan antibiotik intravena. Istirahat baring dengan meninggikan tungkai dan kompres panas akan menembah kenyamanan penderita dan mempercepat penyembuhan penyakit. Pemberian jangka panjang per oral penisilin atau eritromisin dapat dianjurkan untuk mencegah kekambuhan. Pengobatan topikal dengan kompres terbuka dengan larutan antiseptik. Jika terdapat edema diberikan diuretika.
  1. PENCEGAHAN.
Untuk mencegah terjadinya Erisipelas maka hal-hal di bawah ini yang perlu dilalukukan :
  1. Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dan menggunakan sabun atau shampo yang mengandung antiseptic, agar kuman pathogen secepatnya hilang dari kulit.
  2. Mengatasi factor predisposisi.
  3. Mengusahakan tidak terjadinya kerusakan kulit atau bila telah terjadi kerusakan kulit berupa luka kecil maka segera dirawat / diobati.

0 komentar:

Posting Komentar