“Bowel Training”

“Bowel Training”

Pelatihan usus membantu untuk membangun kembali buang air besar yang normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidakteraturan, atau. Aktivitas usus sehat dianggap satu atau dua gerakan dari ukuran sedang setiap hari.
Banyak orang karena berbagai alasan memiliki fungsi usus yang tidak teratur. Dalam beberapa kasus, ketidakteraturan ini berlangsung di luar kondisi yang menyebabkannya. Perut sendiri mengembangkan kebiasaan buruk yang dapat dilatih kembali dengan latihan yang sesuai dan pendidikan. Kebiasaan buang air besar normal tidak hanya meningkatkan kualitas hidup, mereka membantu mencegah penyakit-untuk umum beberapa contoh, divertikulitis dan fecal impaction. Empedu batu, radang usus buntu, kanker usus, hernia hiatus, diabetes, dan penyakit jantung juga telah berkaitan dengan kualitas buang air besar dan makanan yang mempengaruhi mereka.

Salah satu penyebab umum terjadinya sembelit adalah kebiasaan pencahar. Stimulasi buatan berulang perut menghancurkan refleks pengosongan alami mereka, sehingga mereka tidak akan lagi bergerak tanpa stimulan buatan. Kebiasaan pencahar mulai cukup polos dengan keyakinan yang benar bahwa perut harus bergerak setiap hari, namun, obat pencahar akan menyebabkan evakuasi beberapa hari senilai tinja dalam gerakan tunggal. Tidak sabar untuk tinja untuk reaccumulate selama beberapa hari diperlukan, pasien meminum pencahar lain, dan siklus dimulai.
Penyebab utama lain dari sembelit adalah diet dengan curah cukup atau serat. Usus bekerja lebih lancar isi yang dimilikinya.Diet makanan Barat yang sangat halus telah menghilangkan sebagian besar residu dari makanan. Hasilnya adalah bahwa makanan yang paling diserap, meninggalkan sedikit untuk melewati dan dibuang sebagai tinja.
Sembelit terjadi secara akut dengan impaksi-hadapan dalam rektum dari massa feses terlalu besar untuk lulus. Impaksi feses biasanya merupakan hasil dari kebiasaan buang air besar yang buruk, diet dengan cairan terlalu sedikit dan serat, dan aktivitas fisik yang tidak memadai.
Diare, apakah akut atau kronis, dapat mengganggu irama normal usus dan menyebabkan ketidakteraturan.Beberapa penyakit dari sistem saraf mempengaruhi refleks usus.
Eleminasi Bowel
Definisi
Eleminasi bowel adalah pembuangan sisa metabolisme makanan dari dalam tubuh yang tidak dibutuhkan lagi dalam bentuk bowel (feses). Organ-organ yang berperan dalam pembuangan. eleminasai bowel adalah Saluran Gastrointestinal yang dimulai dari mulut sampai anus.

Refleks Defekasi
1. Refleks defekasi intrinsic
Refleks ini berawal dari feses yang masuk rectum yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus ingentikus dan terjadilah gerakan peristaltik. Setelah feses tibadi anus secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadi defekasi.
2. Refleks Defekasi Parasimpatis
Feses yang masuk ke rectum akan merangsang saraf rectum yang kemudian diteruskan ke spinal coral,dan dari sini kemudian dikembalikan ke kolon desenden,sigmoid dan rectum yang manyababkan intensifnya peristaltik. Relaksasi spinter internamaka terjadilah defekasi.Dorongan feses juga dipengaruhi oleh kontrol abdomen, disfragma, dan kontraksi otot.
Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Proses Defekasi :
Usia :
bayi kontrol defekasi belum berkembang, usika kontrol defekasi menurun.
Diet :
makanan bersifat mempercepat prosews produlsi feses, juga kwantitas makanan.
Intak Cairan :
Ciran kurang feses libih keras karena absorbsi cairan meningkat
Aktifitas :
Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan membantu proses defekasi.
Psikologis :
Cemas, takut, marah, akan meningkatkan pristaltik sehingga menyebabkan diare.
Pengobatan
Gaya Hidup :
Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB dankebiuasaan menahan BAB.
Penyakit :
Diare, konstipasi.
Anastesi dan Pembedahan :
Biasanya 24-48 jam.
Nyeri :
bisa mengurangui keinginan Kerusakan Sensori motorik

Bowel Training
Defenisi
Bowel training adalah pelatihan usus membantu untuk membangun kembali gerakan usus normal pada orang yang menderita sembelit, diare, inkontinensia ketidak teraturan, atau.Aktivitas usus yang sehat dianggap satu atau dua gerakan ukuran sedang setiap hari.
Bowel training adalah membantu pasien untuk melatih bowel terhadap evakuasi interval yang spesifik, dengan tujuan untuk melatih bowel secara rutin pada pasien yang mengalami gangguan pola bowel, dilakukan pada pasien yang mengalami masalah eliminasi bowel tidak teratur. Pada klien yang mengalami konstipasi kronik, sering terjadi obstipasi / inkontinensia feses, program bowel training dapat membantu mengatasinya. Program ini didasarkan pada faktor dalam kontrol klien dan didesain untuk membantu klien mendapatkan kembali defekasi normal. Program ini berkaitan dengan asupan cairan dan makanan, latihan dan kebiasaan defekasi. Sebelum mengawali program ini, klien harus memahaminya dan terlibat langsung. Secara garis besar program ini adalah sebagai berikut :
1. Tentukan kebiasaan defekasi klien dan faktor yang membantu dan menghambat defekasi normal.
2. Desain suatu rencana dengan klien yang meliputi :
 Asupan cairan sekitar 2500 – 3000 cc/hari
 Peningkatan diit tinggi serat
 Asupan air hangat, khususnya sebelum waktu defekasi
 Peningkatan aktivitas / latihan
 Pertahankan hal-hal berikut secara rutin harian selama 2 – 3 minggu

3. Berikan suppository katarsis (seperti dulcolax) 30 menit sebelum waktu defekasi klien untuk merangsang defekasi.
4. Saat klien merasa ingin defekasi, bantu klien untuk pergi ke toilet / duduk di Commode atau bedpan. Catat lamanya waktu antara pemberian suppository dan keinginan defekasi.
5. Berikan klien privacy selama defekasi dan batasi waktunya, biasanya cukup 30 – 40menit.
6. Ajarkan klien cara-cara meningkatkan tekanan pada kolon, tetapi hindari mengecan berlebihan, karena dapat mengakibatkan hemorrhoid.
7. Berikan umpan balik positif kepada klien yang telah berhasil defekasi. Hindari negatif feedback jika klien gagal. Banyak klien memerlukan waktu dari minggu sampai bulan untuk mencapai keberhasilan.
Tujuan bowel training
Ada beberapa tujuan dilakukannya bowel training pada klien yang memiliki masalah eliminasi feses yang tidak teratur, antara lain sebagai berikut:

• Program bowel taraining dapat membantu klien mendapatkan defekasi yang normal. Terutama klien yang masih memiliki control newromuskular (Doughty, 1992).
• Melatih defekasi secara rutin pada klien yang mengalami gangguan pola eliminasi feses atu defekasi.

Indikasi
Bowel training dilakukan pada klien dengan:
• Inkontinensia usus (tidak mampu mengontrol pengeluran feses secara normal), membantu klien mendapatkan defekasi yang normal dan rutin.

Kontra Indikasi:
• Klien dengan diare
Persiapan
a. Persiapan pelaksanaan (termasuk alat dan bahan)
• Merencanakan waktu
• Menyiapkan obat-obat yang diperlukan
• Menyiapkan menu makanan yang dianjurkan
b. Persiapan Klien
• Menanyakan identitas klien dan mengkaji masalah klien
• Menjaga privasi klien

Langkah kerja
Langkah-langkah bowel training Anda dapat menggunakan stimulasi digital untuk memicu buang air besar:
 Masukkan jari pelumas kedalam anus dan membuat gerakan melingkar sampai sphincter berelaksasi. Ini mungkin memakan waktu beberapa menit.
 Setelah melakukan rangsangan, duduk dalam posisi normal untuk buang air besar.Jika dapat berjalan, duduk di toilet atau toilet samping tempat tidur. Jika terbatas pada tempat tidur, gunakan pispot. Masuk ke sebagai dekat dengan posisi duduk mungkin,atau menggunakan posisi berbaring sebelah kiri jika tidak mampu untuk duduk.
 Cobalah untuk mendapatkan privasi sebanyak mungkin. Beberapa orang menemukan bahwa membaca sambil duduk di toilet membantu mereka bersantai cukup untuk memiliki gerakan usus.
 Jika rangsangan digital tidak menghasilkan buang air besar dalam waktu 20 menit,ulangi prosedur.
 Cobalah untuk kontrak otot-otot perut dan menanggung turun sementara melepaskan tinja. Beberapa orang merasa terbantu dengan membungkuk ke depan sementara bantalan bawah. Hal ini meningkatkan tekanan abdominal dan membantu usus kosong.
 Lakukan stimulasi digital setiap hari sampai membangun pola buang air besar teratur.
Anda juga dapat merangsang gerakan usus dengan menggunakan supositoria (gliserinatau Dulcolax) atau enema kecil. Beberapa orang minum jus prune hangat atau nektar buah untuk merangsang gerakan usus.Konsistensi sangat penting untuk keberhasilan program pelatihan kembali usus.Menetapkan waktu yang ditetapkan untuk buang air besar setiap hari. Pilih waktu yangnyaman, dengan mengingat jadwal harian. Waktu terbaik untuk buang air besar adalah 20-40menit setelah makan, karena makan merangsang aktivitas usus.Dalam beberapa minggu, kebanyakan orang mampu membangun rutinitas buang air besar.

0 komentar:

Posting Komentar